kau tawarkan ku sejuta harapan namun kenangan itu tak pernah hilang dan ku ingin kau tahu betapa rapuhnya aku…”
Harapan semu…
Ketika
dia datang dalam hidupku. Sejuta harapan selalu memenuhi memoriku. Dia
memberikannya dengan mudah seperti mengobral harapan dan ternyata
harapan itu palsu. Kucoba untuk tetap bertahan, tapi akhirnya ku rapuh
jua. Beribu harapan tertimbun hingga ku tak kuasa menopangnya. Kau
membuatku melambung jauh di awan-awan. Sekejap kau jatuhkan diriku
dalam puing-puing reruntuhan hati. Kejam…
dia datang dalam hidupku. Sejuta harapan selalu memenuhi memoriku. Dia
memberikannya dengan mudah seperti mengobral harapan dan ternyata
harapan itu palsu. Kucoba untuk tetap bertahan, tapi akhirnya ku rapuh
jua. Beribu harapan tertimbun hingga ku tak kuasa menopangnya. Kau
membuatku melambung jauh di awan-awan. Sekejap kau jatuhkan diriku
dalam puing-puing reruntuhan hati. Kejam…
Kenapa harapan itu kau berikan padaku?!? Toh..akhirnya sirna, bagai matahari yg ditelan bumi dalam senja sore.
Mungkin aku terlalu melankolis. Mungkin aku terlalu membebani pikiranku…
Benar-benar rapuh… hatiku yg lembut menjadi sembab karena goresan luka…
Perihh…
Tidak ada komentar:
Posting Komentar