Pagi yang masih terlalu lembab usai hujan semalam,memaksa tubuh tetap meringkuk lelapdibuaian mimpi-mimpi yang nyaris nyata
Sementara gundah mengakar di hati yang menghitam,melebihi kelam malam-malamnya
Kemarin, ketika siang masih terlalu panas,seharusnya dilewati dengan sedikit gurausembari meniti waktu bergulir menuju senja
Namun mendung membayang di atas kepala,menundukkan wajah yang setengah pucat pasi
Mendanau air mata ketika benih-benih asayang tertanam di hatinya meranggas…
Mimpinya tiba-tiba buyar dalam waktu sesaat,menyisakan lamunan berbaur aroma kecewapada sebuah alur kehidupan,lalu pecah bersama caci dan sumpah serapahnya
sumber : warung puisi
Tidak ada komentar:
Posting Komentar